Jika Penghasilan Suami Lebih Kecil
Fifi Official Writer
Soal penghasilan yang berat sebelah, dimana perempuan memiliki dompet yang lebih tebal ketimbang pasangan, tak jarang kerap jadi pemicu masalah dalam rumah tangga. Meski ada juga para istri yang mengaku tak keberatan dengan gaji suami yang cekak, namun banyak juga yang beranggapan bahwa prialah harus bertanggungjawab terhadap seluruh pengeluaran keluarga. Istri hanya membantu seperlunya saja.
Uang memang selalu jadi sumber masalah. Malah ada yang bilang bisa jadi 'setan' dalam rumah tangga jika berada dalam tempat yang tak semestinya. Bagi pria, uang atau pekerjaan bisa jadi kebanggaan utama sekaligus sumber egonya. Makanya banyak yang diam-diam atau secara terang-terangan menunjukkan sikap 'permusuhan' manakala karir si istri melaju pesat, yang berujung pada pundi-pundi uang yang kian gemuk. Sementara karir si pria tetap tak beranjak atau justru mentok.
Menurut sejumlah buku yang saya baca, banyak pria menjadi lebih sensitive jika penghasilan istri lebih besar. Hal ini biasanya disebabkan latar belakang keluarga, budaya serta psikodinamika kepribadian. Pengaruh budaya yang lebih menonjolkan peran laki-laki disbanding perempuan dan stereotip bahwa pria sebagai kepala keluarga, pencari nafkah sekaligus pelindung. Makanya, jika pendapatan istri lebih besar, memengaruhi harga diri pria dalam keluarga, terutama di Asia. Padahal kalau kita tengok Eropa atau Amerika, sudah wajar jika gaji perempuan lebih besar dari suami.
Pria mengungkapkan ketersinggungan terhadap penghasilan para istri yang lebih besar dengan berbagai cara, antara lain berupa kata-kata yang menyinggung perasaan, tindakan negatif seperti sering meninggalkan rumah dan pulang larut malam. Pokoknya segala hal yang memancing kemarahan istri.
Akan halnya suami yang bisa menerima kondisi jika penghasilan istri lebih besar, si pria ini biasanya punya kepribadian yang terbuka dan easy going. Para istri akan terbantu dengan sikap ini karena bisa saling mendukung. Bahkan tak jarang, para suami juga mau membantu pekerjaan rumah tangga, seperti mencuci atau menjaga anak.
Bagaimana agar perkawinan tetap harmonis meski penghasilan suami-isteri 'antara bumi dan langit' Berikut ini tips-tipsnya:
Saling mendukung Jangan sekali-kali memojokkan atau merendahkan suami. Jika terpaksa 'berantem' hindari membahas masalah uang. Tetap hormati suami sebagai kepala rumah tangga dalam segala situasi.
BanggaSelalu tanamkan dalam pikiran Anda bahwa suami Anda adalah pilihan yang paling tepat. Dari sekian hal kekurangannya, masih banyak kelebihannya yang bisa Anda banggakan. Jangan sampai karena perbedaan pendapatan membuat penghargaan anda kepada suami justeru berorientasi hanya kepada kemampuan finansial saja.
Lemah lembutJangan sampai terkesan bersikap bossy terhadap suami sendiri. Ucapkan kalimat dengan lemah lembut. Berperilaku dan bertingkah laku tetap dijaga positif.
BerbagiBerpenghasilan lebih besar bukan berarti semua Anda yang tanggung. Berbagilah dengan suami, siapa membayar apa. Anda juga harus mengajarkannya tanggung jawab kan?
BersukacitaBersukacitalah senantiasa. Untuk tetap bersukacita dalam segala keadaan memang tidak mudah. Bersukacita adalah sebuah keputusan. Jika Anda memutuskan untuk tetap bersukacita walaupun suami Anda mempunyai pendapatan yang lebih kecil. Maka dengan sendirinya kesenjangan finansial ini tidak dapat mengguncang rumah tangga Anda kapanpun juga.
Ingat, bukankah kebahagiaan tidak bisa dibeli dengan uang?
Halaman :
1