Jantungku Bocor

Family / 16 January 2005

Kalangan Sendiri

Jantungku Bocor

Admin Spiritual Official Writer
7307

Sumber Kesaksian: Ganjar Iyas

Pada tahun 1992, sekembalinya dari Australia, Ganjar Iyas ditugaskan mewawancarai beberapa pemimpin negara pada acara Gerakan Non Blok. Prestasi yang diraih Ganjar Iyas selama bekerja di sebuah stasiun televisi swasta dan menjadi koordinator liputan selama delapan tahun, menjadikannya seorang publik figur yang sangat disegani. Ia bukan saja melakukan tugas utamanya tetapi ia juga melakukan tugas wawancara. Ganjar Iyas terkenal sebagai salah seorang pemimpin yang selalu menerapkan disiplin kepada stafnya.Tugas dan tanggung jawab yang dilaksanakannya membuatnya semakin giat dan akhirnya ia jatuh sakit.

Pada bulan Maret 1996, Ganjar mengalami gangguan pada jantungnya yang tiba-tiba berhenti. Padahal tiga bulan sebelumnya, tepatnya pada bulan Desember 1995 Ganjar melakukan komprehensif fisikal check-up dan hasilnya baik. Namun tiga bulan kemudian, semua saluran yang ada di jantungnya tersumbat. Gejala yang dialaminya adalah keringat dingin selama semalam dan badannya terasa ditusuk-tusuk. Esoknya, ia memaksakan diri berangkat ke kantor dengan badan yang lemas dan ia langsung menuju klinik untuk memeriksakan diri. Sambil menunggu dokter, ia berbaring di tempat tidur klinik sampai dokternya datang. Ketika dokter datang langsung memeriksa Ganjar sebab wajahnya sangat pucat. Dari hasil pemeriksaan dokter, ternyata Ganjar menderita penyakit jantung koroner.

Ganjar kaget dan tidak percaya mendengar keterangan dokter yang meyatakan dirinya terkena serangan jantung koroner. Apalagi sebelumnya dia telah melakukan check-up dan dinyatakan sehat. Kenyataan yang dialaminya ternyata jauh lebih buruk dari apa yang diperkirakannya. Menurut dokter yang menanganinya, jikalau Ganjar Iyas peka terhadap penyakitnya, kemungkinan penyakitnya dapat tertolong tanpa harus melalui perawatan selama 40 hari di ruang intensif. Dalam keadaan jantung lemah dan shock, Ganjar dibawa ke rumah sakit sehingga tim dokter langsung memasang alat IABT untuk membantu sirkulasi darah dan jantung, setelah itu dilakukan katepterisasi jantung dan Pitisi E yaitu arteri koroner yang menyempit di balon dipasang stem.

Oleh karena terjadi komplikasi, maka Ganjar dirawat di ruang intensif selama 40 hari. Posisi Ganjar pada saat itu berada di "Garis Merah" atau "blok M" (blok mati), istilah yang diberikan tim medis kepada Ganjar sebab dia berada di persimpangan para pasien yang menghembuskan nafas terakhir. Ganjar mulai ketakutan melihat tetangganya yang mendahuluinya dan dia mulai berpikir kapan saya akan mengikuti mereka. Penderitaannya cukup berat selama 40 hari sebab harus memakai berbagai macam alat untuk menolong menyambung hidupnya.

Pada hari ke-40 adalah hari yang sangat kritis baginya sebab penyakitnya bertambah parah. Di tengah situasi yang kritis itulah, dia melihat seberkas cahaya mengenai dirinya. Ia yakin itu adalah cahaya dari Tuhan Yesus yang datang kepadanya untuk menolong dirinya. Sepanjang malam ia hanya mampu berkata-kata dalam hatinya bahwa Tuhan jangan ambil hidupku, ijinkanlah saya untuk menerima kesembuhan dan menikmati kehidupan dari Tuhan.

Keesokan subuh, dokter mengunjunginya sambil menekan-nekan badan Ganjar dan menanyakan apakah terasa sakit atau tidak. Dokter juga melihat perut Ganjar yang mengempis. Ternyata Ganjar tidak lagi merasakan sakit di badan dan perutnya tidak lagi membengkak yang menandakan bahwa Ganjar sembuh dari penyakit. Pemeriksaan dilakukan kembali untuk meyakinkan bahwa Ganjar telah sembuh dan hasilnya memang Ganjar sembuh dari penyakitnya.Tim dokter terheran-heran melihat proses kesembuhannya dan mereka mengakui bahwa kesembuhan yang dialami Ganjar adalah mujizat dari Tuhan.

Mujizat kesembuhan yang dialami oleh Ganjar Iyas membuatnya sadar akan kasih setia Tuhan dalam hidupnya.Kesombongan yang dulu melekat dalam kehidupannya kini pudar setelah dia mengalami kebaikan dan pertolongan Tuhan.

Halaman :
1

Ikuti Kami